Laman

Selasa, 08 Januari 2013

Lontara Kutika Bilangeng Duappulo (Kalender Pernikahan)


Pendahuluan

Dalam Masyarakat Bugis Makassar sangat memberikan ruang khusus dan sangat istimewa dan dijadikan bagian dari adat dan budaya. Bagi masyarakat Bugis Makassar pernikahan adalah suatu hal yang sakral yang merupakan suatu pengukuhan dua pasang manusia yakni Pria dan Wanita yang diikat dalam satu kesatuan utuh yang diharapkan selalu bersama hingga akhir hayat.

Sehingga pernikahan juga hendaknya butuh perencanaan yang kuat karena ini merupakan pertaruhan masa depan. Tempeddingngi sia laosiwali cinnaé, lao tungke’ uddanié ritosipurénréngngé (Machmud 1994:31-32).

Di tulisan ini mencoba melihat satu hal yang sering menjadi perhatian serius bagi masyrakat Bugis Makassar dalam proses pernikahan yakni penentuan hari pernikahan. Hal ini sering kita melihat ada beberapa hal yang sering diberikan ruang khusus untuk selalu berhati-hati dalam memilih hari yang baik untuk mengadakan acara pernikahan terutama dalam acara akad nikah dimana hari untuk acara pesta pernikahan tidak menjadi hal yang penting.

Salah satu yang menarik pada suatu perencanaan pernikahan yang sudah pasti dimana kedua belah pihak baik pihak Pria dan pihak Wanita telah setuju melakukan ikatan pernikahan adalah pada proses penentuan hari “H” yakni hari penentuan akad Nikah. Mau luttu’ massuajang, uki’ siputanrai, namusilolongemmua. Mahmud (1994:55) Kutika Bilangeng Duappulo 

Tulisan ini mencoba mengulas salah satu lontara tua yakni Kutika “Bilangeng Duappulo” yang berhubungan dengan pernikahan dalam masyarakat Bugis makassar. Dalam Tulisan Roger tol yang berjudul “Rolled up Bugis stories : A PARAKEET’S SONG OF AN OLD MARRIAGE CALENDAR” yang disampaikan pada Biennial Conference of the Asian Studies Association of Australia diMelbourne pada tanggal 1- 3 July 2008. Dalam tulisan tersebut pada halaman 14 sampai dengan halaman 17 memuat Kutika Bilange Duappulo. Kutika Bilangeng Duappulo ini menjadi satu dengan Sureq Baweng (Postingan Selanjutnya).

Dalam segi arti Kutika Bilangeng Duappulo berarti Hitungan Kalender 20 Hari yang menjelaskan hari baik dan buruk dalam melaksanakan acara pernikahan. Dalam Kutika Bilangeng Duappulo disebutkan 20 nama hari yaitu sebagai berikut :
  1. Pong
  2. Pang
  3. Lumawa
  4. Wajing
  5. Wunga Wunga
  6. Telettuq
  7. Anga
  8. Webbo
  9. Wagé
  10. Ceppa
  11. Tulé
  12. Aiéng
  13. Beruku
  14. Panirong
  15. Maua
  16. Dettia
  17. Soma
  18. Lakkaraq
  19. Jepati
  20. Tumpakale
Dari 20 Hari yang harusnya ada dalam Kutika Bilangeng Duappulo hanya ada 12 nama hari yang disebutkan dalam tulisan Roger Tol.

Dari Tulisan tersebut Roger Tool terlihat ada beberapa teks dalam gulungan lontara tersebut banyak yang hilang atau terpotong dan mungkin terhapus ini disebkan karena usia gulungan lontara walaupun ada kecenderungan gulungan lontara ini adalah hasil penulisan ulang sehingga hanya bagian-bagian inti saja yang ditulis. Namun dari 12 hari yg disebutkan ini sudah memberikan penjelasan yang cukup dan sangat baik sebagai acuan bagi masyarakat Bugis - Makassar dahulu khususnya dalam kegiatan acara pernikahan.

Berikut isi Lontara Kutika Bilangeng Duappulo

Makkedi Kunaéng Loloé, aléna Kajangenngé dé, bissu terruq akasaé napasaddaqé rakileq:‘Masagala mua paléq misseng ngi péjeppui wi esso riulorenngé ngi ri lino najaji tau iana ritu esso nabottinganngé ri lino najaji tau namasiga makkéwiring, nawa-nawanna ri laleng woroané makkunra, tennaullé naguliga, ina to pa|jajianna.. Apaq kua i essona parukuseng rigamminna, riala riabbottingeng, téa appudu makkalépu nawa-nawa ri lalenna. Apaq kua i essona, parukuseng rigamminna, ia ritu gumawana,riala riabbottingeng, masiga sipéso luséq, temmakkatta sipuppureng.
  • Apaq kua i essona parukuseng rigamminna, ariabonéa , riallaringeng maraka anaq, makkunrai maloloé, atarawijana, riala riabbottingeng, masiga i najajiang anaq, masiga to i mapparukuseng.
  • Apaq kua i esso na parukuseng rigammeinna, ia ritu ri ceppana, riala riabbottingeng, masiga assitoppong éloq, tessa i porenreng to i
  • Apaq kua i essona parukuseng rigammeinna, ia ritu ri tuléna, riala riua bottingeng, téa i mattennga tau oroané maloloé. Ampaq makkua i essona parukuseng rigammeinna, ia ritu aresena, riala riabbottingeng, téa i tessakkarupeqa dallé simula jajina.
  • Apaq kua i essona parukuseng rigammeinna, ia ritu béruku nna, riala riabbottingeng, masiga ncajiang anaq, parukuseng rigammeinna.
  • Apaq kua i essona parukuseng rigammeinna, ia ritu pitironna, , riala riabbottingeng, masajang pulana mui dallé simula jajinna.
  • Apaq kua i esso na parukuseng rigammeinna, ia ritu Tanu’u’Ana, maua riala riabbottingeng, situ ju éloq taué, masiga ncajiang anaq, , makkunrai oroané, , masiga maparukuseng.
  • Apaq kua i essona, parukuseng rigammeinna ia ritu dettiana, riala riabbottingeng, téa i teppangkagareng sumangeqna wali-wali. 
  • Apaq kua i essona parukuseng rigammeinna, ia ritu’u ri somana, riala riabbottingeng, pada maserro éloq siporenrengi luséq to i.
  • Apaq kua i essona parukuseng rigammeinna, ia ritu ri tuléna, riala riabbottingeng, masiga paliweng cinna, ,oroané makkunrai, masiga sitoppong éloq.
  • Apaq kua i essona parukuseng rigammeinna, ia ri ajeppattinna, riala riabbottingeng masiga ncajiang anaq, temmalala luséq to i ia ritu pakkalénna, téa i tetturuq béla. Apaq kua i wettu parukuseng rigammeinna baweng ronnang kuleppessang ri madduppa pettanngé.

Terjemahan
Kemudian berbicara Kunéng Loloé, yang berasal dari Kajang,, para Bissu Maha Tahu,Diikuti dengan suara petir yang begemuruh :'Jarang memang kita, tahu dan mengerti, hari-hari yang telah turun, ke dunia manusia, untuk mengetahui hari-hari baik dan buruk dalam acara pernikahan,, Dan pada umumnya banyak pasangan, dengan cepat bisa setuju apabila menentukan hari pernikahannya. Seharusnya dalam menetukan ini adalah meminta nasehat kepada orang tua atau tetua yang pandai mengenai hari, untuk melaksanakan pernikahan Jangan tergesa-gesa dalam menentukan, dan benar-benar berpikir jernih.

Inilah beberapa pesan hari-hari yang baik dan buruk dalam melaksankan pernikahan ;
  • Ketika hari untuk pernikahan, Jatuh pada hari Lumawa, pasangan ini akan selalu berbahagia dan sehidup semati.
  • Ketika hari untuk pernikahan.jatuh pada hari Webbo, Istri tidak pandai bertahan dan menunggu bila ditinggalkan , dan tidak pandai untuk mengurus anak-anak.
  • Ketika hari untuk pernikahan, jatuh pada hari Wage , pasangan ini cepat memiliki keturunan, dan cepat hidup bahagia bersama-sama.
  • Ketika hari untuk pernikahan , jatuh pada hari Ceppa, pasangan ini akan meningkat satu sama lain,. dalam diliputi asmara cinta yang selalu bergelora.
  • Ketika hari untuk pernikahan jatuh pada hari Tule, pasangan ini selalu memilki kepastian dan tidak mudah putus asa. Bila mengambil hari ini,
  • Ketika hari untuk pernikahan, jatuh pada hari Ariéng pasangan ini tentu banyak kebahagiaan, dan rezeki pun selalu meningkat.
  • Ketika hari untuk pernikahan, jatuh pada hari Béruku, pasangan dengan cepat akan mendapatkan keturunan , dan selalu dalam kebersamaan baik suka dan duka.
  • Ketika hari untuk pernikahan , jatuh pada hari Panirong, pasangan ini ini diliputi kebahagiaan yang tidak terkira , selalu memiliki keberuntungan,
  • Ketika hari untuk pernikahan, jatuh pada hari Maua, pasangan ini akan saling selalu saling mengasihi, dengan cepat memiliki keturunan, Dan Istri pandai dalam hidup bertentangga.
  • Ketika hari untuk pernikahan, jatuh pada hari Dettia, Pasangan ini pasti diliputi dengan suasana yang kurang baik dan sering mengalami permasalahan dan benturan dalam rumah tangga. mereka karena karakter dari kedua belah pihak selalu dilupti hawa panas.
  • Ketika hari untuk pernikahan, jatuh pada hari Soma, Pasangan ini akan saling mencintai, Sakinah dan penuh dengan gelora asmara.seperti jatuh pada hari Tule, setiap keinginan pasangan ini akan cepat terkabulkan, serta dalam rumah tangga pasangan iniselalu saling menghargai,menghormati dan mengenalsatu sama lain.
  • Ketika hari untuk pernikahan, jatuh pada hari Jépati, Pasangan ini cepat memiliki keturunan dan mereka bahagia serta tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena cinta mereka.
Itulah Waktu-Waktu yang baik, untuk melaksanakan pernikahan , Inilah pesan dan nasehat kusampaikan hingga terbenamnya matahari.

Penutup
Betapa pentingnya pernikahan dalam masyarakat bugis Makassar sehingga beberapa hal penting dituliskan dalam sebuah naskah-naskah kuno. Lontara Kutika Bilangeng Duappulo yang menjadi satu dengan ‘Lontara Sureq baweng’ merupakan contoh satu dari sekian banyak naskah-naskah tua yang menjelaskan proses adat istidat masyarakat Bugis Makassar dalam memberikan pentingnya arti pernikahan.

Semoga naskah-naskah semacam ini menjadi inspirasi generasi Bugis Makassar untuk lebih mencintai dan menjaga adat istiadat dan Budaya sehingga ikut andil dalam melestarikannya. Dan terpenting adanya upaya bagi generasi Bugis Makassar untuk lebih memealajari khazanah Budaya dalam rangkaian edukasi terutama bidan penelitian dan penyelamatan naskah-naskah tua karena sangat disayangkan bila peneliti-peneliti asing yang lebih banyak berperan serta.

Selleng matundrung matakke makkure jawi jawi



Tidak ada komentar: